Sabtu, 29 November 2014

Just Story

Namaku Ristita Anggia. Aku berasal dari keluarga sederhana beranggotakan 6 orang dalam satu rumah. Ayahku hanyalah seorang pensiunan PNS yang gajinya hanya 3 jutaan saja. Aku dan ketiga kakakku satu bapak namun beda ibu. Mereka saat ini sudah berkeluarga dan mempunyai masing-masing 2 orang anak. Jadi, aku adalah anak bontot jika dari sudut pandang ayah namun anak semata wayang dari ibu. Mungkin karena hal inilah, aku menjadi seorang anak yang selalu diprotect oleh kedua orang tuaku.

Saat ini aku telah menjadi mahasiswa semester 3 jurusan D3 Akuntansi Perpajakan di sebuah universitas ternama di ibukota. Menjadi mahasiswa disana adalah suatu kebanggaan diri sendiri, karena aku telah menjadi bagian dari universitas dengan mempunyai peranan penting dalam sejarah negeriku ini.

Namun, aku bukanlah seorang mahasiswa yang mempunyai seribu prestasi dan menjadi kebanggaan disana. Aku hanya seorang mahasiswa saja. Kuakui aku tidak pintar disana, aku bukan seperti mereka mahasiswa yang mendapat beasiswa dan mendapat IP tertinggi disana. Akan tetapi, aku bukanlah kupu-kupu. Aku adalah seorang mahasiswa kura-kura yang kerjaannya setelah kuliah, rapat. Yap, aku memang ingin mengumpulkan pengalaman berorganisasi… Yaaah, mumpung masih menjabat sebagai MAHASISWA. Toh, ngga ada masalah kan ?! hehe ;p

Tujuanku ikut perkumpulan itu hanya satu, yaitu mendapat teman. That’s all. I just want to have many friends and share our experience and knowledge. But I realize that having many friends doesn’t mean you have no enemies, right??? Yeah, justru dengan semakin seseorang mempunyai banyak teman, makin banyak orang yang akan sinis dan mendapat banyak musuh. And it’s happening to me right now. Huh !!! I really really hate this :x

Terkadang teman bukanlah teman. Terkadang musuh bukanlah musuh. Teman dan musuh bagaikan angka 11-12. Beda tipis. Atau mungkin teman dan musuh adalah sama. Bukan bermaksud suudzan sih, tapi emang kenyataannya gitu.

Sudah cukup rasanya aku memiliki masa kelam saat masa-masa SD, SMP dahulu. Lalu, SMA bagaimana ?? SMA adalah masa terindah mungkin memang benar. Aku merasakannya sendiri. Kita masih sailing ‘say hello’ terhadap sesame dan sama senior juga hubungannya baik. Aku juga masih sering meminta bantuan senior. Hehehe…

Tapi, apa salah ya kalo aku ikut organisasi dan sibuk dengan organisasi itu… Terus, menurut kalian apa ada yang salah ?! Ada orang yang berargumen “lo sih sibuk ga jelas”. Oh shit !!!
Apa tanggapan ku ?? Diam adalah sikap terbaik aku rasa. Hmmm…

Aku sih mikirnya, mungkin mereka iri. They’re envy with me. I can’t make something, even though they just sit and wait. And I’m just smiling and smiling. But, you know ?? Not every person shows their real smiles.


Only stupid people believe their smiles.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar